Rabu, 28 Maret 2012

makalah Abbasiyah

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Peradaban Islam Pada Masa Daulah Bani Abbasiyah” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim kelompok 1 yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
            Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai 3 sub pokok yaitu: Kemunculan daulah Abbasiyah, Masa kejayaan daulah Abbasiyah dan runtuhnya daulah Abbasiyah. Makalah ini dianjurkan untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman sejarah kebudayaan islam di masa lampau.
            Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Yogyakarta, 17 November 2007
                                                        
Tim Penulis








DAFTAR ISI

 HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PEMBAHASAN
  1. Kelahiran Daulah Abbasiyah
  2. Kejayaan Daulah Abbasiyah
  3. Runtuhnya Daulah Abbasiyah
BAB III. PENUTUP
A.     Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
Dengan segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari masa daulah Abbasiyah pada waktu itu, yaitu mengenai sub pokok bahasan seperti yang telah tertuang dalam kata pengantar, meliputi:
  1. Bagaimana kemunculan daulah Abbasiyah, dimana akan diuraikan bagaimana peralihan dari masa daulah Umayyah ke masa daulah.
  2. Masa kejayaaan daulah Abbasiyah, yaitu membahas mengenai pada masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih.
  3. Runtuhnya daulah Abbasiyah, yaitu menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah umayyah runtuh.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat dengan metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah yang kami buat. 

BAB II
PEMBAHASAN

Dengan tumbangnya daulah Bani Umayyah maka keberadaan Daulah Bani Abbasiyah mendapatkan tempat penerangan dalam masa kekhalifahan Islam saat itu, dimana daulah Abbasiyah in sebelumnya telah menyusun dan menata kekuatan yang begitu rapid an terencana. Dan dalam makalah ini akan diurakan sesikit menganaiberdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, masa kejayaan dan prestasi apa saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab runtuhnya daulah Abbasiyah.

A.     Kelahiran Daulah Abbasiyah
  1. Pemerintahan As-Saffah
Khalifah abbasiyah yang pertama adalah Abu Abbas, dialah yang diberi kepercayaan kepada pamannya Abdullah dalam perang melawan Marwan II, khalifah terakhir Bani Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas memberi kepercayaan kepada SalihBin Ali untuk membunuhMarwan, yang kemudian kepala marwan dikirim ke khalifah Abbas.
Saffah kemudian dipindah ke Anbar, dia menggunakan sebagian besar dari masa pemerintahannya untuk memeragi pemimpin-pemimpin arab yang membantu Umayyah. Dia mengusir mereka kecuali Abdurrahman yang tidak berapa lama kemudian mendirikan dinasti Umayyah di Spayol. Saffah juga memutuskan untuk menghabisi nyawa beberapa orang pembantu bani Umayyah. Ia membunuh Abu Salama, dikenal sebagai menteri (Wadi’) dari keluarga Nabi Muhammad, seperti halnya dia membunuh Abu Hubayra, salahsatu dari pemimpin bani Umayyah zaman Marwan II setelah memberi kebebasan kepadanya.
Kekhalifahan Saffah bertahan selama 4 tahun sembulan bulan. Dia wafat pada tahun 136 H di Anbar, satu kota yang telah dijadikan sebagai tmpat kedudukan pemerinyahannya.
  1. Sistem Kekhalifahan Abbasiyah
Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap bani Umayyah di dalam masalah sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar”Imam” pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan artikeagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyahdi dalam mengumumkanlebih dari satu putra mahkota raja.
Mansur dianggap sebagaipendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibukota DinastiAbbasiyah danmerupakan pusat perdaganganserta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.

B.     Kejayaan Daulah Abbasiyah
1.      Gerakan penerjemahan
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti Persia adalah terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa,arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
-   Baitul hikmah
Baitul hikmah merupakan perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu pengetahuan.
-   Pada masa harun ar-rasyid
Institusi ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.
-   Pada masa al-ma’mun
Lembaga ini dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebihmaju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dariEthiopia danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia dan ahli pahlewi, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.
2.      Dalam bidang filasafat
Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk menjelaskan pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan menggunakan contoh, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.
3.      Dalam bidang hukum Islam
Karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.
4.      Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
5.      Dalam bidang Peradaban
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam

C.     Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Sebab –sebab keruntuhan daulah Abbasyiah
  1. Keruntuhan dari segi internal ( dari dalam )
Ø      Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
Ø      Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
Ø      Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
Ø      Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.
Ø      Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
Ø      Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.

  1. Keruntuhan dari segi eksternal (dari luar )
Ø      Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
Ø      Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik meskipun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator departemen, dia juga menbentuk protokol Negara, sekertaris, dan kepolisian Negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Jawatan pos yang sudah ada ditingkatkan peranannya dari mengatar surat sampai menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibnu Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat diantaranya adalah As-Syifa'.

B.     Saran
Dari penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang maksimal, seperti kisah pendirian dinasti Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan dinasti Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan, sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga dinasti Umayyah yang notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada masa dinasti Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menyebabkan runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.  

DAFTAR PUSTAKA

Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta.
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.

makalah Abbasiyah


BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
Dengan segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari masa daulah Abbasiyah pada waktu itu, yaitu mengenai sub pokok bahasan seperti yang telah tertuang dalam kata pengantar, meliputi:
  1. Bagaimana kemunculan daulah Abbasiyah, dimana akan diuraikan bagaimana peralihan dari masa daulah Umayyah ke masa daulah.
  2. Masa kejayaaan daulah Abbasiyah, yaitu membahas mengenai pada masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih.
  3. Runtuhnya daulah Abbasiyah, yaitu menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah umayyah runtuh.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat dengan metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah yang kami buat. 

BAB II
PEMBAHASAN

Dengan tumbangnya daulah Bani Umayyah maka keberadaan Daulah Bani Abbasiyah mendapatkan tempat penerangan dalam masa kekhalifahan Islam saat itu, dimana daulah Abbasiyah in sebelumnya telah menyusun dan menata kekuatan yang begitu rapid an terencana. Dan dalam makalah ini akan diurakan sesikit menganaiberdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, masa kejayaan dan prestasi apa saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab runtuhnya daulah Abbasiyah.

A.     Kelahiran Daulah Abbasiyah
  1. Pemerintahan As-Saffah
Khalifah abbasiyah yang pertama adalah Abu Abbas, dialah yang diberi kepercayaan kepada pamannya Abdullah dalam perang melawan Marwan II, khalifah terakhir Bani Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas memberi kepercayaan kepada SalihBin Ali untuk membunuhMarwan, yang kemudian kepala marwan dikirim ke khalifah Abbas.
Saffah kemudian dipindah ke Anbar, dia menggunakan sebagian besar dari masa pemerintahannya untuk memeragi pemimpin-pemimpin arab yang membantu Umayyah. Dia mengusir mereka kecuali Abdurrahman yang tidak berapa lama kemudian mendirikan dinasti Umayyah di Spayol. Saffah juga memutuskan untuk menghabisi nyawa beberapa orang pembantu bani Umayyah. Ia membunuh Abu Salama, dikenal sebagai menteri (Wadi’) dari keluarga Nabi Muhammad, seperti halnya dia membunuh Abu Hubayra, salahsatu dari pemimpin bani Umayyah zaman Marwan II setelah memberi kebebasan kepadanya.
Kekhalifahan Saffah bertahan selama 4 tahun sembulan bulan. Dia wafat pada tahun 136 H di Anbar, satu kota yang telah dijadikan sebagai tmpat kedudukan pemerinyahannya.
  1. Sistem Kekhalifahan Abbasiyah
Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap bani Umayyah di dalam masalah sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar”Imam” pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan artikeagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyahdi dalam mengumumkanlebih dari satu putra mahkota raja.
Mansur dianggap sebagaipendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibukota DinastiAbbasiyah danmerupakan pusat perdaganganserta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.

B.     Kejayaan Daulah Abbasiyah
1.      Gerakan penerjemahan
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti Persia adalah terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa,arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
-   Baitul hikmah
Baitul hikmah merupakan perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu pengetahuan.
-   Pada masa harun ar-rasyid
Institusi ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.
-   Pada masa al-ma’mun
Lembaga ini dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebihmaju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dariEthiopia danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia dan ahli pahlewi, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.
2.      Dalam bidang filasafat
Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk menjelaskan pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan menggunakan contoh, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.
3.      Dalam bidang hukum Islam
Karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.
4.      Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
5.      Dalam bidang Peradaban
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam

C.     Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Sebab –sebab keruntuhan daulah Abbasyiah
  1. Keruntuhan dari segi internal ( dari dalam )
Ø      Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
Ø      Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
Ø      Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
Ø      Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.
Ø      Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
Ø      Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.

  1. Keruntuhan dari segi eksternal (dari luar )
Ø      Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
Ø      Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik meskipun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator departemen, dia juga menbentuk protokol Negara, sekertaris, dan kepolisian Negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Jawatan pos yang sudah ada ditingkatkan peranannya dari mengatar surat sampai menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibnu Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat diantaranya adalah As-Syifa'.

B.     Saran
Dari penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang maksimal, seperti kisah pendirian dinasti Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan dinasti Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan, sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga dinasti Umayyah yang notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada masa dinasti Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menyebabkan runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.  

DAFTAR PUSTAKA

Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta.
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna

Senin, 26 Maret 2012

makalah masa kejayaan pendidikan islam

BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Masa berkembang pesatnya kebudayaan Islam, ditandai dengan berkembang luasnya lembaga – lembaga pendidikan Islam dan madrasah – madrasah formal serta universitas – universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Lembaga – lembaga pendidikan, sekolah – sekolah dan universitas – universitas tersebut nampak sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan pola budaya kaum muslimin. Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan dan pengembangan berbagai macam aspek budaya kaum muslimin. Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap tantangan dari pola budaya yang telah berkembang dari bangsa – bangsa baru yang memeluk agama Islam, akan tetapi sekarang harus merupakan jawaban terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam sendiri yang tumbuh sangat pesat. Kebudayaan Islam telah berkembang demikian cepatnya sehingga menjadi unggul dan bahkan menjadi puncak kebudayaan umat manusia pada zaman itu. Kebudayaan Islam pada masa ini, bukan saja mendatangkan kesejahteraan bagi kaum muslimin, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan bagi umat manusia pada umumnya, mendatangkan rahmatan lil’aalamin.
Dalam perkembangan kebudayaan Islam, nampak adanya dua factor yang saling mempengaruhi, yaitu faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri, dan faktor ekstern, yaitu berupa rangsangan dan tantangan dari luar.
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Perkembanngan Lembaga Pendidikan Islam
Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenal sebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah berkembang lembaga–lembaga pendidikan Islam yang bersifat non formal.
Lembaga–lembaga ini berkembang terus dan bahkan bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bentuk – bentuk lembaga pendidikan non formal yang semakin luas. Diantara lembaga – lembaga pendidikan Islam yang bercorak non formal tersebut adalah :
1.      Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar
Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Jadi katab adalah tempat belajar menulis. Diantara penduduk Mekkah yang mula – mula belajar menulis huruf arab adalah sufyan Ibnu Umayyah Ibnu Abdu Syams, dan Abu Qais Ibnu Abdi Manaf Ibnu zuhroh Ibnu Kilat. Keduanya mempelajarinya di negeri Hirah. [1]
Lembaga ini di pandang sebagai media utama untuk mengajarkan membaca dan menulis al qur’an kepada anak-anak di masa Rasulullah saw hingga masa pemerintahan khulafaur rasyidin.  Kuttab ada dua bentuk :
a.       Kuttab yang berfungsi sebagai tempat pendidikan yang memfokuskan pada membaca dan menulis.
b.      Kuttab tempat pendidikan yang mengajarkan al qur’an dan dasar keagamaan.
Sejak abad ke 8 M, kuttab mulai mengjarkan pengetahuan umum. Bahakan dalam perkembangannya kuttab dibedakan menjadi dua yaitu : kuttab yang mengajarkan pengetahuan non agama (seculer learning)  dan kuttab yang mengajarkan ilmu agama (religious learning).[2]
2.      Pendidikan rendah di istana
Timbulnya pendidikan rendah di isatana untuk anak-anak para pejabat adalah berdasarkan pemikiran bahwa pedidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan tugas-tuganya kelak setelah ia dewasa. Olek karena itu mereka memanggil guru-guru khusus pada anak-anak mereka.
Pendidikan di istana berbeda dengan pendidikan anak-anak di kuttab pada umumnya. Istana, orang tua yang membuat rencana pembelajaran agar selaras dengan anaknya dan tujuan yang dihendaki orang tua tercapai. Guru yang mengajar di istana disebut mu’addib, karena berfungsi mendidik budi pengerti dan mewariskan kecerdasan, pengetahuan-pengetahuan orang-orang terdahulu kepada anak pejabat.
3.      Toko-toko kitab
Pada permulaan daulat Abbasiah, di mana ilmu pengetahuan dan kebuadayaan islam sudah tumbuh dan berkembang yang diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan maka berdirilah took-toko kitab. Saudagar-saudagar buku itu bukanlah semata-semata mencari keuntungan akan tetapi kebanyakan mereka sastrawan-sastrawan yang telah memilih usaha sebagai pedagang kitab agar mereka dapat kesempatan yang baik untuk membaca, menelaah dan bergaul dengan para ulama dan para pujangga.
4.      Rumah-rumah para ulama
Walaupun sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untuk memberikan pelajaran namun pada zaman kejayaan perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan islam banyak juga rumah para ulama di jadikan tempat belajar dan perkembangan ilmu pengetahuan di antaranya : Rumah Ibnu Sina, Al Gazali, Ali Ibnu Muhammad Fasihi, Ya’kub Ibnu Killis, Wazir khalifah Al Aziz dan lain-lain.
5.      Majelis atau salon kesusastraan
Majlis maksudnya adalah suatu majelis khusus yang diadakan khalifah untuk membahas macam-macan ilmu pengetahuan. Majelis ini bermula sejak khalifah Al Rasyidin. Pada Harun Alrasid (170-193 hijriyah) majlis sastra ini mengalami kemajuan yang luar bisaa karena khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai kecerdasan sehingga khalifah aktif didalamnya.
6.      Badiah (padang pasir, dusun tempat tinggal badwi).
Di badiah-badiah tempat tinggal orang-orang arab dipadang mereka, tetap memperthankan keaslian, kemurnian bahasa arab. oleh karena itu khalifah mengirim anak-anaknya ke badiah-badiah untuk mempelajari bahasa arab yang fasih lagi murni dan syair-syair dari sumbernya yang asli.
7.      Rumah Sakit.
Rumah sakit bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang sakit tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan. Mereka mengadakan berbagai penelitian dan percobaan dalam bidang kedokteran dan obat-obatan sehingga berkembang dalam kedokteran dan farmasi. Dengan demikian rumah sakit dalam dunia islam juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan.
8.      Perpustakaan
Perpustakaan-perpustakaan pada masa jayanya dunia islam menjadi aspek budaya yang penting dan sekaligus sebagai tempat belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan adapun macam-macam perpustakaan dimasa kejayaan pendidikan islam yaitu :
a)    Perpustakaan yang paling terkenal di Bagdad
Selama kepemimpinan Al Makmur (tahun 813-833) adalah Bayt-Al Hikmal didirikan oleh khalifah Harun Alrasyid. Perpustakaan ini berisi ilmu-ilmu agama islam dan bahasa arab dan ilmu umum yang terjemahkan dari bahasa yunani, Persia, India, qibty dan arami .
b)   Perpustakaan di marv, Persia timur. Al Maqrizi menyebutkan perpustakaan yang didirikan  disamping madrasah Al-Fadhiliyah mempunyai buku sejumlah 100.000 buah.
c)     Perpustakaan Al Haidariyah di Najaf (irak) di sebelah makam Ali Bin Abi Thalib
d)   Perpustakaan madrasah Nizamiyah Bagdad. menurut Salabi perpustakaan dimadrasah ini memuat 6000 judul.
e)    Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo didirikan oleh Al Hakim Amrillah Al Fathimy tahun 395 H. Para pendukungnya yang kaya menyediakan tinta, kertas, meja-meja, dan ruang belajar bagi para ilmuan dan pelajar.[3]
9.      Masjid
Semenjak berdirinya di zaman Nabi Muhammad masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kehidupan kaum muslimin, masjid menjadi tempat musyawarah, mengadili perkara, menyampaikan penerangan agama, dan tempat menyelenggarakan pendidikan. Tidaklah heran jika masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi pembentukan masyarakat islam. Karena masyarakat islam tidak akan secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen terhadap sistem aqidah dan tatanan islam. Hal ini tidak dapat ditumbuhkan kecuali melalui semangat masjid.[4]
10.  Ribath (Khaniqah)
Ialah kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Ribath yang terbesar adalah di sebelah utara negeri Syam (Syiria) dan utara Afriqiah (Tunisia). Ribath digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang sufi dan tempat penginapan alim ulama dan pelajar yang datang dari luar negeri untuk belajar hadits, ilmu agama, dan bahasa Arab.
  1. Sistem Pendidikan Di Sekolah-Sekolah
Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah bahwa:
1.             Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling mengganggu, di samping mengganggu, orang-orang yang beribadah dalam masjid. Keadaan demikian mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqoh tersebut keluar lingkaran masjid dan didirikan bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang kuliah atau kelas-kelas tersendiri.dengan demikian kegiatan pengajaran dari khalaqoh-khalaqoh tidak saling mengganggu satu sama lain.
2.             Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum maka diperlukan semakin banyak khalaqah khalaqah (lingkaran pengajaran ), yang tidak mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid.
Di samping itu terdapat faktor-faktor lainnya, yang mendorong bagi para penguasa dan pemegang pemerintahan pada masa itu untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai bangunan yang terpisah dari masjid antara lain:
a.    Pada masa Turki mulai berpengaruh dalam pemerintahan Bani Abbasiyah, dan untuk memprtahankan kedudukan mereka dan pemerintahan, mereka berusaha menarik hati kaum muslimin pada umumnya dengan jalan memperhatikan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat umum.
b.      Mereka mendirikan sekolah-sekolah diberbagai tempat dan dilengkapi dengan segala sarana dan fasilitas yang diperlukan. Mereka mendirikannya disamping dengan harapan untuk mendapatkan simpati dari umumnya dan juga berharap mendapat ampunan pahala dari Tuhan.
Di samping itu, didirikannya madrasah-madrasah tersebut ada hubungannya dengan usaha untuk mempertahankan dan mengembangakan aliran keagamaan dari para pembesar Negara yang bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka mempersyaratkan harus diajarkan aliran agama tertentu, dan dengan demikian aliran keagamaan tersebut akan berkembangan dalam masyarakat.
Mahmud Yunus, secara garis besar menggambarkan pokok-pokok rencana pelajaran pada berbagai tingkatan pendidikan tersebut sebagai berikut :
1)      Rencana pelajaran kuttab
a)      Membaca al qur’an dan menghafalkannya
b)      Pokok-pokok agam islam
c)      Menulis
d)     Kisah orang-orang besar islam
e)      Membaca dan menghafal syair
f)       Berhitung
g)      Pokok-pokok nahwu shorof
Lama belajar pada tingkat kuttab ini tidaklah sama, karena tergantung kepada kemampuan dan kecerdasan anak.
2)      Rencana pelajaran tingkat menengah
Pada umumnya rencana pelajaran tersebut meliputi mata pelajaran yang bersifat umum, sebagai berikut :
a)      Al qur’an
b)      Bahasa arab dan kesustraannya
c)      Fiqh
d)     Tafsir
e)      Hadits
f)       Nahwu, shorof, balaghah
g)      Ilmu-ilmu pasti
h)      Mantiq
i)        Ilmu falak
j)        Tarih
k)      Ilmu alam
l)        Kedokteran
m)    Music
3)      Rencan pelajaran pada pendidikan tinggi
a.       Jurusan ilmu-ilmu agama dan bahasa serta sastra arab, yang juga disebut dengan ilu naqliyah, yang meliputi :
1)      Tafsir al qur’an
2)      Hadits
3)      Fiqh dan ushul fiqh
4)      Nahwu/shorof
5)      Balaghah
6)      Bahasa arab dan kesustraannya
b.      Jurusan ilmu-ilmu umum, yang meliputi ilmu aqliyah meliputi :
1)      Mantiq
2)      Ilmu alam dan kimia
3)      Music
4)      Ilmu pasti
5)      Ilmu ukur
6)      Ilmu falak
7)      Ilmu ilahiyyah
   Ilmu hewan
9)      Ilmu tumbuhan
10)  Kedokteran [5]
  1. Puncak Kemajuan Ilmu Dan Kebudayaan Islam
Sebagai mana telah dikemukakan bahwa tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayan islam adalah sebagai akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar. Dalam bidang filsafat ketuhanan atau teologi, perkembangan ilmu kalam dengan berbagai macam pola pikiran, timbullah pula berbagai macam aliran dalam ilmu kalam yang mempunyai pola pemikiran yang bersifat memedukan pola fikir rasional sebagai mana yang tampak pada aliran matu radio. Disamping aliran teologi biasa mempunyai corak khusus sebagaimana yang dikembangkan oleh golongan syi’ah. Semua aliran fikiran tersebut selalu berusaha untuk saling berebut dan mendapatkan dukungan dari pemeritah dan filsafat ilmiah yang berasal dari luar islam mendapatkan tempat dalam dunia islam.

Henri Marginon dan David telah mendaftarkan cabang ilmu pengetahuan yeng telah dikembangkan sebagai hasil perkembangan fikiran yang ilmiah dikalangan kaum muslimin pada masa jayanya. Yang kemudian berangsur-angsur berpindah kedunia barat adalah sebagai berikut ;
a)      Dalam bidang matematika,telah dikembangkan oleh para sarjana muslim berbagai macam ilmu pengetahuan,seperti teori ilmu bilangan, aljabar, geometrid dan trigonometri.
b)      Dalam bidang fisika, mereka telah berhasil mengembangkan ilmu mekanik dan optika.
c)      Dalam bidang kimia, telah berkembangnya ilmu kimia
d)     Dalam bidang astronomi, kaum muslimin telah memiliki ilmu mekanika benda-benda langit.
e)      Dalam bidang goelogi, para ahli pengetahuan muslim telah mengembangkan geodisi, mineralogy dan meteorology.
f)       Dalam bidang biologi, mereka telah memiliki ilmu psikologi, anatomi, betani, embriologi dan patologi.
g)      Dalam bidang sosial, telah berkembangnya ilmu politik.[6]
Dalam bidang kebudayaan pada umumnya Islam telah mempersembahkan kepada dunia, suatu tingkat budaya tinggi yang menjadi mercusuar budaya umat manusia bebrapa abad sesudahnya. Dalam bidang arsitektur sangat mennjol bangunan-bangunan masjid dan istana-istana yang indah. Dalalm seni ukiran dan sulaman, Nampak dalam bentuk keindahan ukiran kayu dan marmar yang digunakan dalam berbagai bangunan masjid dan istana-istana, dalam bentuk permadani serta barang-barang tenunan yang indah yang terkenal pada masa itu. Seni music dan seni lukis, apalagi seni sastranya, dunia islam dihiasi dengan serba keindahan yang mempesona dunia pada masanya.[7]
Demikianlah singkatnya dunia islam pada masa jayanya yang dihiasi dengan berbagai unsur-unsur kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dapat diibaratkan sebagi taman yang indah penuh dengan berbagai macam tanaman dan dengan berbagai macam buah dan isi didalamnya.
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan perkembangan lembaga lembaga pendidikan Islam non formal diantaranya; kuttab, pendidikan rendah di istana, toko-toko kitab, rumah para ulama, majelis atau salon kesusastraan, badiah(padang pasir,dusun tempat tinggal badwi), rumah sakit, perpustakaan, masjid, dan ribath.
Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum maka diperlukan semakin banyak khalaqah khalaqah (lingkaran pengajaran ), yang tidak mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid.
Dalam puncak kemajuan ilmu dan budaya islam, terjadi asimilasi budaya diantara budaya islam dan budaya luar. Sehingga muncullah berbagai ilmu diantaranya :   matematika, fisika, kimia, dan masih banyak lainnya.













DAFTAR PUSTAKA

FDr. Muhammad Said Ramadhan Al Buthy, Sirah Nabawiyah, (Jakarta : Robbani press, 1999) hal 187
FHanusi Asroha, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : logos, 1999) hal 49
FDra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara ), hal. 12